Thursday, September 8, 2011

HATI-HATI BILA BICARA

Wahai kaum muslimin DAN MUSLIMAT

1. Jauhilah olehmu banyak bicara (yang tidak
...
bermanfaat) dan jagalah mulutmu dari cerewet.

Sesungguhnya Allah berfirman:
...

Tiada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,

kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh

(manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau

mengadakan perdamaian di antara manusia.

(An-Nisa':114)

Ketahuilah bahwa di sana ada orang yang menghisab

pembicaraanmu dan menghitungnya atasmu. Allah

berfirman:

Seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk

disebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang

diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat

pengawas yang selalu hadir.(Qoof:17-18)

Ringkaslah pembicaranmu, dan bicaralah sebatas maksud

dan tujuanmu.

2. Bacalah Al-Qur'an Al-Kariem, dan berusahalah agar

ia menjadi wirid harianmu, juga berusahalah untuk

menghafalkannya sesuai dengan kemampuanmu, agar engkau

memperoleh pahala yang besar kelak di hari akhirat.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amir Radhiyallahu

'Anhu, dari Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam beliau

bersabda:

Kelak (di hari kiamat) akan dikatakan kepada pembaca

al-qur'an, bacalah, pelan-pelanlah dan tartilah (dalam

membacanya) sebagaimana kamu mentartilkannya ketika di

dunia, sesungguhnya tempat dan kedudukanmu ada pada

akhir ayat yang kamu baca.(Hadits Shahih, Tirmidzi,

1329)

3. Tidak baik jika kamu membicarakan semua pembicaraan

yang telah kamu dengar, sebab yang demikian itu

memberi peluang kepadamu untuk jatuh dalam lubang

kebohongan.

Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu meiwayatkan,

sesungguhnya Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam

bersabda:

Cukuplah seorang dianggap sebagai pembohong, jika dia

membicarakan semua apa yang telah didengarnya.(Muslim

dalam Mukaddimahnya, hadits No:5)

4. Jauhilah sifat sombong dan bangga diri dengan

sesuatu yang bukan milikmu karena untuk pamer dan

menyombongkan diri di depan manusia.

Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha bahwa ada

seorang perempuan yang berkata: wahai Rasulullah, aku

katakan bahwa suamiku telah memberiku sesuatu yang

tidak pernah diberikan kepadaku.

Kemudian Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam

bersabda: Orang yang merasa kenyang dengan sesuatu

yang tidak diberikan kepadanya sebagaimana orang yang

memakai pakaian kepalsuan. (Muttafaq Alaih)

5. Sesungguhnya dzikir kepada Allah memiliki pengaruh

yang agung bagi kehidupan ruh, jiwa, badan, dan sosial

seorang muslim. Oleh karena itu wahai ukhti muslimah

berusahalah berdzikir kepada Allah dalam setiap saat

dan keadaan, sesungguhnya Allah telah memuji

hamba-hamba-Nya yang ikhlas kepada-Nya, firman-Nya:

Yaitu orang-orang yang mengingat (dzikir) Allah sambil

berdiri, atau duduk atau dalam keadaan berbaring.

(AliImran:191)

Abdullah bin Basar Radhiyallahu 'Anhu mengatakan:

bahwa ada seorang laki-laki berkata: Wahai Rasulullah

Shallahu 'Alaihi wa Sallam sesungguhnya telah banyak

syareat Islam yang telah aku ketahui (dan telah aku

jalankan), dan sekarang beritahukanlah kepadaku

tentang sesuatu yang bisa aku jaga dan jalankan.

Beliau bersabda: senantiasa engkau basahi lisanmu

dengan dzikir kepada Allah. (Shahih, Sunan Tirmidzi,

2687)

6. Jika engkau hendak berbicara janganlah engkau

agung-agungkan, jangan engkau fasih-fasihkan, dan

jangan pula engkau buat-buat, sebab yang demikian itu

adalah sifat yang dibenci oleh Rasulullah Shallahu

'Alaihi wa Sallam beliau bersabda:

Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling

jauh tempat duduknya kelak di hari kiamat ialah mereka

yang suka bicara (yang tidak berfaedah), dan yang suka

mengada-adakan pembicaraannya, dan para Mutafaihiqun

(orang yang mengagung-agungkan pembicaraan bohong).

(Hadits Shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi, 1642)

7. Hendaklah engkau berteladan kepada Rasulullah

Shallahu 'Alaihi wa Sallam , yang senantiasa lebih

banyak diam dan berfikir, tidak memperbanyak tertawa

berlebih-lebihan di dalamnya.

Diriwayatkan dari Sammak, ia berkata: aku berkata

kepada Jabir bin Samurah: pernahkah kamu

duduk(bermajlis) dengan Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa

Sallam?

Dia menjawab: pernah, beliau itu banyak diam dan

sedikit tertawa. Pernah para sahabatnya membaca syair

dan menceritakan tentang urusan mereka, lalu mereka

tertawa, tetapi Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam

ketika itu hanya sekedar tersenyum. (Musnad Ahmad,

5/86)

Jika kamu berbicara, maka batasilah pembicaraanmu

hanya yang baik-baik saja, jika kamu tidak bisa maka

diam itu lebih baik bagimu. Rasulullah Shallahu

'Alaihi wa Sallam bersabda:

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir

hendaklah ia mengatakan yang baik atau lebih baik

diam. (Bukhari)

8. Janganlah sekali-kali memutus pembicaraan orang

lain atau membantahnya atau menampakkan pelecehan

terhadapnya, tetapi jadilah pendengar yang baik yang

mendengarkan pembicaraan orang lain dengan sopan

(sebagai tanda budi baikmu), dan jika engkau terpaksa

membantah ucapan mereka bantahlah dengan cara yang

lebih baik (untuk menampakkan kepribadianmu).

9. Waspadalah sepenuhnya dengan sikap mengejek dan

merendahkan dialek pembicaraan orang lain, seperti

terhadap orang yang kurang lancar bicaranya atau

terhadap mereka yang berbicara dengan

tersendat-sendat.

Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum

mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi

mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka

yang mengolok-olok, dan janganpula wanita-wanita

(mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi

wanita (yang diolok-olokkan) lebih baik dari

wanita(mengolok-olok). (Al-Hujurat:11)

Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

Seorang muslim adalah saudara orang muslim

yanglainnya, tidak boleh mendzaliminya, tidak boleh

menghinanya dan tidak juga meremehkannya ....,

cukuplah seseorang telah berbuat kejahatan jika ia

meremehkan saudaranya yang muslim. (HR.Muslim, 2564)

10. Jika engkau mendengar bacaan Al-Qur'an al-Karim,

maka hentikan pembicaraanmu apapun masalah yang sedang

engkau bicarakan, karena menghormati terhadap

kalamullah, dan untuk mengindah perintah-Nya yang mana

Dia telah berfirman:

Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah

baik-baik, dan perhatikanlah dengan baik (tenang) agar

kamu mendapat rahmat. (Al-'Araf:204)

11. Senantiasa menimbang kata-kata (ucapanmu) sebelum

diucapkan oleh lisanmu, dan berusahlah agar kalimat

yang terucap oleh lisanmu adalah kalimat yang baik dan

menyejukkan tetap dalam kerangka jalan kebaikan, jauh

dari keburukan dan sesutau yang menghantarkan kepada

murka Allah. Sesungguhnya kata-kata itu memiliki

tanggung jawab yang besar, sudah berapa banyak

kata-kata yang memasukkan pengucapnya ke dalam surga,

sebaliknya sudah berapa banyak kata-kata yang

menenggelamkan pengucapnya ke lembah Jahannam.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu dari

Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam beliau bersabda:

Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan sebuah

pembicaraan yang mengandung ridla Allah, seakan-akan

manusia tidak peduli dengannya maka Allah akan

mengangkatnya dengannya beberapa derajat, dan seorang

hamba berbicara dengan suatu yang dimurkai Allah,

seakan-akan manusia tidak peduli dengannya maka Allah

menceburkannya karenanya ke dalam lembah Jahannam.

(HR. Bukhari, 6478)

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Muadz bin Jabal

Radhiyallahu 'Anhu bertanya kepada Nabi Shallahu

'Alaihi wa Sallam : Apakah kita ini akan dimintai

pertanggungjawaban atas kalimat yang kita ucapkan?

Beliau bersabda: ibumu telah kehilangan dirimu

membinasakanmu wahai Muadz, tidaklah ada seorang

manusia yang ditelungkupkan wajahnya kedalam neraka,

kecuali disebabkan oleh hasil lisannya.(Hadits Shahih,

diriwayatkan oleh irmidzi, 2110)

12. Pergunakanlah lisanmu untuk beramar ma'ruf dan

nahyu munkar serta untuk berdakwah kepada kebaikan,

karena lisan adalah nikmat Allah yang agung yang telah

dikaruniakan kepadamu.

Allah berfirman:

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan

mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang

menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat

ma'ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia.

No comments:

Post a Comment