JENIS-JENIS PERKATAAN YANG BAIK 
Al-Quran adalah al-Qaul. Dengan memperhatikan kata qaul dalam konteks  perintah (amr), kita dapat menyimpulkan enam jenis perkataan yang baik:  qaulan ma’rufan (QS An-Nisaa: 5), qaulan sadidan (QS. An-Nisaa: 9,  Al-Ahzab:70). Qaulan balighan (QS. An-Nisaa: 63), qaulan kariman (QS.  Al-Israa: 23), qaulan layyinan (QS. Thaahaa: 44), dan qaulan maysuran  (QS. Al-Israa: 28).
1. QAULAN MA’RUFAN (PERKATAAN YANG BAIK)
Qaulan Ma'rifan adalah ungkapan yang jujur dan mendidik serta dapat  menjadi teladan di tengah masyarakat. Kata qaulan ma’rufan disebutkan  Allah dalam Al-Quran sebanyak lima kali. Pertama, berkenaan dengan  pemeliharaan harta anak yatim. Kedua, berkenaan dengan perkataan  terhadap anak yatim dan orang miskin.
Ketiga, berkenaan dengan  harta yang diinfakkan atau disedekahkan kepada orang lain. Keempat,  berkenaan dengan ketentuan-ketentuan Allah terhadap istri Nabi. Kelima,  berkenaan dengan soal pinangan terhadap seorang wanita.
Kata  ma’rufan dari kelima ayat tersebut, berbentuk isim maf’ul dari kata  ‘arafa, bersinonim dengan kata al-Khair atau al-Ihsan yang berarti baik.
2. QAULAN SADIDAN (PERKATAAN YANG BENAR)
Qaulan Sadidan adalah konsep perkataan yang benar, tegas, jujur, lurus,  to the pint, tidak berbelit-belit dan tidak bertele-tele. Kata qaulan  sadidan disebut dua kali dalam Al-Quran. Pertama, Allah menyuruh manusia  menyampaikan qaulan sadidan dalam urusan anak yatim dan keturunan.  Kedua, Allah memerintahkan qaulan sadidan sesudah takwa. 
Alferd Korzybski, peletak dasar teori general semantics menyatakan bahwa  penyakit jiwa , baik individual maupun sosial, timbul karena penggunaan  bahasa yang tidak benar. Ada beberapa cara menutup kebenaran dengan  komunikasi. Pertama, menggunakan kata-kata yang sangat abstark, ambigu,  atau menimbulkan penafsiran yang sangat berlainan apabila kita tidak  setuju dengan pandangan kawan kita.
Kedua, menciptakan istilah  yang diberi makna lain berupa eufimisme atau pemutarbalikan makna  terjadi bila kata-kata yang digunakan sudah diberi makna yang sama  sekali bertentangan dengan makna yang lazim.
3. QAULAN LAYYINAN (PERKATAAN YANG LEMBUT)
Konsep Qaulan Layyinan dilatarbelakangi kisah Musa ASdanHarun AS yang  diutus untuk menghadapi Firaun dan mengajaknya beriman kepadaAllah SWT.  Kata qaulan layyinan hanya satu kali disebutkan dalam Al-Quran (QS.  Thaahaa: 44)
Nabi Muhammad saw mencotohkan kepada kita bahwa  beliau selalu berkata lemah lembut kepada siapa pun, baik kepada  keluarganya, kepada kaum muslimin yang telah mengikuti nabi, maupun  kepada manusia yang belum beriman. Qaulan layyinan sangat efektif untuk  mencapai tujuan dan mendapatkan feedback yang positif.
4. QAULAN MAYSURAN (PERKATAAN YANG PANTAS)
Jenis perkataan ini lebih merupakan perkataan yang mengandung empati  kepada orang yang diajak bicara. Kata qaulan maysuran hanya satu kali  disebutkan dalam Al-Quran, QS. Al-Israa’: 28.Berdasarkan sebab-sebab  turunnya (ashab al-nuzulnya) ayat tersebut, Allah memberikan pendidikan  kepada nabi Muhammad saw untuk menunjukkan sikap yang arif dan bijaksana  dalam menghadapi keluarga dekat, orang miskin dan musafir.
Secara etimologis, kata maysuran berasal dari kata yasara yang artinya  mudah atau gampang (Al-Munawir,1997: 158). Ketika kata maysuran  digabungkan dengan kata qaulanmenjadi qaulan maysuran yang artinya  berkata dengan mudah atau gampang. Berkata dengan mudah maksudnya adalah  kata-kata yang digunakan mudah dicerna, dimengerti,, dan dipahami oleh  lawan bicara.
5. QAULAN BALIGHAN (PERKATAAN YANG MEMBEKAS PADA JIWA)
Kata qaulan balighan dalam Al-Quran disebutkan dalam surat Al-Nisaa’  ayat 63. Kata baligh berarti fasih, jelas maknanya , terang, tepat  mengungkapkan apa yang dikehendaki. Perkataan jenis ini lebih ditujukan  agar kata-katayang diucapkan masuk kedalamjiwalawan bicara.  Perkataanyang disampaikan hendaknya memang berasal dari hati si  pembicara. Karena sesuatuyang berasal dari hati akan masuk ke dalam hati  pula. 
6. QAULAN KARIMAN (PERKATAAN YANG MEMULIAKAN)
Qaulan Kariman disampaikan dengan kata-kata yang penuh hormat, santun,  serta tidak bermaksud menentang atau meremehkan lawan bicara. Kata  qaulan kariman dalam Al-Quran disebutkan hanya satu kali, yaitu dalam  surat Al-Israa’ ayat 23.
Substansi ayat tersebut, paling tidak  mengandung dua hal, yakni: (1) berkenaan dengan tuntunan berakhlak  kepada Allah, dan (2) berkenaan dengan tuntunan berakhlak kepada kedua  orang tua. Menurut Hamka (1999: 63), dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan  bahwa akhlak kepada Allah merupakan pokok etika sejati, sebab hanya  Allah semata yang berjasa kepada kita, yang menganugerahi hidup kita,  memberi rezeki.
Tuntunan akhlak kepada kedua orang tua, antara  lain: keharusan berbakti kepada orang tua, dan mengurus orang tua di  saat mereka sudah usia lanjut. Jika seorang anak mengikuti perintah  Allah ini, ia akan selamat di dunia dan di akhirat.
 
No comments:
Post a Comment